Wabup : Pemerintah Daerah Tidak Ingin Ada Rumah Ibadah Tidak Layak Pakai di Sekadau - Faktapagi.com

Jumat, Agustus 01, 2025

Wabup : Pemerintah Daerah Tidak Ingin Ada Rumah Ibadah Tidak Layak Pakai di Sekadau

Peletakan batu pertama pembangunan Gereja GKII Kapernaum oleh wakil Bupati Sekadau, Jumat (01/07/2025) di jalan Merdeka Timur kilometer 09.

SEKADAU-FAKTAPAGI.COM.Wakil Bupati (Wabup)Sekadau Subandrio, SH.MH didampingi oleh ketua GOW Ny. Wiwin Artarina, S,sos melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gereja GKII Kapernaum. Peletakan batu pertama tersebut sebagai bentuk komitmen Pemerintah Daerah kabupaten Sekadau terhadap keagamaan di kabupaten Sekadau, Jumat (01/08/2025) di jalan merdeka Timur kilometer 09.

Dalam sambutannya Wabup terlebih dahulu mengucapkan selamat atas peletakan batu pertama Gereja tersebut.

Di kabupaten Sekadau kata dia lagi, umat beragama yang sudah memiliki rumah ibadah adalah, Katolik, Protestan, Islam dan Konghucu, sementara seperti Hindu dan Budha memang belum memiliki rumah ibadah, sehingga belum bisa kita bantu.

"Kita tidak ingin ada rumah ibadah di kabupaten Sekadau yang tidak layak digunakan," kata Wabup.

Oleh karenanya lanjut dia,setiap tahun Pemerintah Daerah selalu mengalokasikan sejumlah dana untuk pembangunan rumah ibadah baru maupun dana untuk rehabilitasi.

"Kita tetap berikan skala prioritas kepada umat bergama yang belum memiliki rumah ibadah," katanya.

Ia juga meminta kepada Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) kabupaten serta Bamagnas serta Ormas keagamaan lainnya, untuk terus menjaga stabilitas keamanan antar umat beragama. Karena menurut Wabup, keamanan dan kedamaian adalah modal dasar untuk membangun Daerah, sebab hanya dengan situasi aman dan kondusif kita bisa membangun Daerah.

Ditempat yang sama,ketua Bamagnas Pdt. Martin Jasmin dalam sambutanya mengatakan,. bahwa Pemerintah memberikan kesempatan dan ruang yang seluas-luasnya bagi siapapun yang ingin mendirikan gereja kita harus mendukung.

"Jika di internal kristen saja tidak rukun gimana dengan agama lain, maka kita harus rukun dengan agama lain," katanya.

Dijelaskan Jasmin lagi, kata Kapernaum berasal dari bahasa ibrani yakni Kapar dan Nahum”, Kapar berarti Desa, Nahum atau Naham artinya penghiburan. Artinya Kapernaum adalah desa penghiburan.

"Hadirnya Gereja Kapernaum dikampung desa Bokak bisa memberikan penghiburan," ucap Jasmin 

Sementara itu ketua pembangunan Gereja GKII Kapernaum Hendro dalam sambutanya mengatakan, pembangunan Gereja sebagai tempat bagi umat GKII untuk beribadah, karena sejak GKII di pisahkan,sehingga tidak memiliki gedung untuk beribadah.

Dijelaskan dia lagi, bahwa luas gedung Gereja yang akan dibangun dengan luas 20 meter x 50 meter, dengan anggaran Rp. 2,5 miliar. "Anggaran tersebut bersumber dari sumbangan Jemaat, swadaya dari kas gereja untuk membeli sebidang tanah seukuran 30 meter x 50 meter kemudian bantuan hibah Pemkab Sekadau sebesar Rp.500 juta,"katanya.

Kami dari pengurus Gereja GKII Kapernaum memberikan apresiasi atas dukungan dari semua pihak dan Pemerintah Daerah.

Dikatakan dia lagi, Gereja GKII tidak jauh dari komplek Pemda dan dekat dengan masjid Sungai Raya, hal ini menunjukkan bahwa di kabupaten Sekadau toleransi tinggi. "Mari saling menjaga kerukunan umat beragama, semoga kita jadi contoh bagi umat di tempat lain," katanya.

Ditempat yang sama Perwira Penghubung (Pabung ) Dandim 1204/Sanggau-Sekadau Kapten Warsidi menyampaikan, bahwa dirinya baru bertugas di kabupaten Sekadau kurang lebih satu Minggu. Ia merasa lebih nyaman berada di Kalimantan Barat, karena ada rasa damai dan aman, serta toleransi yang tinggi antar pemeluk agama.

"Anugerah yang paling kita syukuri adalah rasa aman ditempat kita berada," ucapnya.

Hadir pada kegiatan tersebut,Wakil Ketua DPRD Jeffray Raja Tugam, Kadis Kesehatan Henry Alpius, Ketua FKUB Sekadau Paulus Lion, Kasi Bimas Kristen, Kepala Desa Bokak Sebumbun Klemens Surya Panama, Ketua GKII daerah Sekadau Hendri Zakeus serta para undangan lainnya (tar)






Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Disqus comments