Ketua DAD saat menyampaikan sambutan pada acara penancapan tiang perdana pembangunan rumah Adat Dusun Engsalang pekan lalu. |
SEKADAU-FAKTAPAGI.COM. Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) kabupaten Sekadau Jefray Raja Tugam meminta kepada kandidat calon Bupati dan wakil bupati Sekadau yang akan bertarung di pada pentas Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024,untuk tidak mengunakan isu agama, suku dan Ras sebagai bahan Kampanye.
"Karena hal ini bisa memecah belah persatuan dan persatuan dimasyarakat," katanya Minggu (15/09/2024) ketika menghadiri peletakan batu pertama pembangunan rumah Adat Dusun Engsalang.
Menurut dia, sebaiknya kampanye dilakukan dengan cara elegan dan adu gagasan bukan dengan mengandalkan suku, Agama dan Ras karena kampanye seperti itu akan merusak alam Demokrasi dan juga dilarang oleh Undang Undang Pemilu. Lebih buruknya lagi, kampanye dengan mengunakan cara itu akan rentan sekali menimbulkan keresahan ditengah-tengah masyarakat, karena seakan-akan masyarakat menjadi terkotak-kotak antara suku satunya dan agama lainya serta Ras, padahal dari zaman penjajahan dulu kita sudah hidup dengan beragam suku dan kemajemukan. Belum lagi kata dia, di kabupaten Sekadau jumlah suku saja hampir puluhan dengan bahasa yang berbeda-beda pula, belum lagi Agama.
"Agar tidak muncul gesekan antar suku sebaiknya hindari kampanye mengunakan dasar suku agama dan Ras, karena hal ini bisa merusak kerukunan kita yang sudah terjalin baik selama ini," kata Jefray.
Sebagai masyarakat adat, kita harus menjunjung tinggi perbedaan adat istiadat, ia yakin masyarakat sudah tidak lagi mudah terpengaruh dengan hal-hal seperti itu, karena yang kita pilih bukan kepala suku tetapi seorang pemimpin yang akan membawa kemajuan bagi kabupaten Sekadau.
"Jika ada kandidat yang kampanye mengunakan suku Agama San Ras, artinya dia bukan tipe pemimpin yang baik, sebab setelah jadi pemimpin ia akan memihak kepada salah satu suku Agama saja," ingatnya.
"Mari kita melihat visi dan misi setiap Calon siapa yang betul-betul ingin membangun daerahnya, sebab sejatinya Pemilu adalah pesta demokrasi yang seharusnya dilaksanakan dengan riang gembira," katanya (tar).